Senin, 20 Oktober 2014

Pesan Dari Laut

Ini bukan yang pertama kali aku melakukan ekspedisi mendaki gunung
Dan dari semua ekspedisiku mendaki gunung kali ini memiliki cerita lain dari ekspedisi mendaki gunung sebelumnya
Semua tersimpan dalam memori otakku dan tak akan pernah kulupa

Alhamdulillah waktu itu aku masih diberi kesehatan, mumpung kondisi tubuh  lagi vit dan kebetulan libur kerja, aku dan kawan" memutuskan weekand mendaki gunung, karena itu adalah hobiku dan kawan"
Tujuan mendaki kami waktu itu adalah Gunung Gede Pangrango
Aku dan kawan" brangkat dari Cikarang Bekasi sekitar jam 02 WIB subuh menuju Gunung Putri yang terletak di Cipanas Cianjur
Walaupun kendaraan yang kami tumpangi sempat tersesat, Alhamdulillah kami sampai di pos pendakian gunung putri sekitar jam 06.00 WIB
Ternyata para petugas registrasi belum pada bangun
Sambil menunggu petugas bangun kami menikmati pagi yang dingin, aku nge teh dan kawan" ku ngopi sambil menikmati indahnya kebun sayuran
Sekitar jam 07.00 WIB akhirnya petugas membuka pos pendaftaran, tanpa menunggu lama kamipun segera mendaftar ulang karena sebelumnya kami sudah boking quota pendakian
Setelah petugas memeriksa perlengkapan perbekalan, akhirnya kami diijikan mendaki
Kami lalui perjalalanan dengan penuh kegembiraan, sesekali rehat untuk sekedar minum dan mengatur nafas, karena trek pendakian jalur gunung putri membuat kami kepayahan
Semakin jauh kami berjalan, semakin menanjak jalan yang kami lalui , tpi disitulah letak keseruannya, dimana lutut serasa sampai ke dagu
Kami bergantian membawa carrier dengan berat yang lumayan, kami memang sengaja tidak semua membawa carrier jadi bila salah satu kami kelelahan kami bisa begantian
Kami terus berjalan menapaki bebatuan
Cuaca saat itu sangat panas karena memang sedang musim kemarau yang panjang
Hingga akhirnya
Taraaaaaaaa...............
Aku dan kawan" sampai di gerbang Alun" Surya Kencana
Kami disambut dengan kabut tipis dan hamparan bunga edelweis
Edelweis memang hebat, dalam musim kemaraupun masih bertahan hidup dan berbunga indah, pantas saja diberi gelar bunga keabadian
Sebelum melanjutkan perjalanan kami istirahat sejenak, minum minuman isotonik plus mengisi perut dengan cemilan
Kami rasa istirahat sudah cukup, kamipun melanjutkan perjalanan menuju titik pusat Alun" Surya Kencana, panas terik matahari membakar raga, tpi kami tetap semangat melangkah bahkan kami sangat menikmatinya, tak peduli kulit akan menghitam
Akhirnya kami sampai ke titik pusat sekitar jam 03.30 WIB
Kabut mulai turun dan sore itu cuaca mulai berubah dingin, secepatnya kami memasang tenda, mengambil air dan memungut kayu untuk nanti malam membuat api unggun
Setelah semua selesai kami menikmati sore yg dingin itu dengan minuman hangat kami mengobrol menapak tilas menceritakan perbedaan kondisi saat itu dengan tahun lalu
Tanpa suara adzan kami tau saat itu sudah waktunya sholat magrib, kami sholat magrib berjamaah
Selesai sholat magrib kami semua terdiam terbuai dalam tafakur masing"
Kebetulan atasanku memijamkam G-satelit yg mampu menjangkau signal ditempat yg steril signal
Ku arahkan alat itu ke langit, meski aga lemot tpi lumayanlah aku bisa memberi kabar kpda orng" yang harus kukabari, ku katakan pada merela aku sudah sampai di Alun" dan kondisi baik" saja
Kulihat temanku melihat jam ditangannya lalu berkata, ayo isya dulu nanti beres isya baru pestanya kita mulai, kamipun sholat isya masing"
Selesai sholat isya temanku menyalakan api unggun dan aku keluarkan peralatan masak bermaksud merebus air untuk membuat sereal
Sambil merebus air kukeluarkan mp3 ku lalu kuputar lagu Untuk And, Dealova dilanjut dengan Instrumen Keny G Esther katanya sih lagu itu yg sering dia putar kalau lagi kangen aku
Beberapa lagu berlalu tpi air tak kunjung mendidih padahal air yg kurebus cuma sedikit, kulihat jam di hp ku
DEG..!!! Betapa kagetnya ketika kulihat jam, ternyata sudah stengah jam lebih air tak kunjung mendidih
Aku dan kawan" saling berpandangan,serentak kami berucap Allohuakbar, mereka tau apa yg akan terjadi
Menurut pengalamanku pengalaman teman"ku juga pemgalaman teman pendaki lainnya
Jika merebus air diketiggian tak kunjung mendidih itu pertanda cuaca akan memburuk, bahkan bisa saja terjadi badai
Kami berusaha untuk tidak panik, tetap berfikir postif, temanku berusaha membuat api umggunya lebih besar karena jujur saja waktu itu dinginya mulai menyentuh tulang
Alhamdulillah akhirnya airpun mendidih tpi sayang cuma sebentar, setelah dituang kedalam gelas hanya dalam waktu sekitar 3menit sudah dingin lagi
Kabut semakin menebal udara semakin dingin, jarak pandang satu meter terasa samar
Tiba" datang angin kencang meniup api unggun,apinya menjadi besar berkobar, tpi lama kelamaan apinya malah menjadi liar, angin memporak porandakan api unggun kami, secepatnya kami padamkan api karena kami takut apinnya tak terkendali karena bisa membakar rumput" kering
Setelah api unggunnya mati dingin semakin mencekam pdahal kami semua sudah savety dengan pakaian hangat yg tebal plus jaket anti tembus air
Angin semakin bertiup kencang, tanpa aba" kami semua masuk kedalam tenda
Oh Tuhan ada apa ini, tiba" aku merasa mulutku kaku dan tubuh terasa kesemutan 
Semua kawanku terdiam, kutepuk bahu kawanku dan ku katakan jangan melamun dan jngan putus ber Do'a, kawanku mengangkat wajahnya, Astagfirulloh bibir temanku membiru dan airmatanya berderai
Coba bayangkan seorang lelaki yg kukenal tidak cengeng mengeluarkan airmata, teringat kata ayahku, jika seorang lelaki mengeluarkan airmata itu tandanya dia sangat kesakitan, ku pegang pipi kawanku dinginnya bagaikan es batu, dengan susah payah kukeluarkan balsem dari dalam depekku, kubalur kaki dan betis kawanku, dan kawan yg lainnya ikut memakai juga
Tiba" kurasa tubuhku mulai kaku, sedikit terlintas fikiran negatif di otakku, apakah aku mampu melewati ini fikirku
Tiba" terbayang wajah kakek ku, ayah ku dan wajah" orng yg kusayang termasuk dia
Ku keluarkan hp dan kubuka galery poto, kuperhatikan semua wajah" mereka entah apa yg ada dalam fikiranku, tiba" airmataku jatuh berderai di pipi
Aku teringat semua kenanganku bersama mereka aku teringat adikku yg konyol yg sering mencandaiku, tpi dibalik semua itu aku merasakan kasih sayangnya, ku keluarkan  mp3 dari sakuku kuputar lagu yg sering dia nyanyikan untukku disaat aku sedih atau disaat aku sakit, Spirit Carries On by The Dream Theater
Diluar tenda angin yang menerpa pohon bergemuruh seperti suara ombak dilaut, terdengar pohon" yg rubuh, tiba" diluar tenda terdengar para pendaki berteriak Allohuakbar badaiiiiiiiiiii ada badaiiiiiii, kami berpelukan sambil menangis, angin menerjag tendaku, dalam tangis ku ber Do'a berharap badai berhenti, tpi angin semakin kencang bergemuruh, diluar para pendaki semakin ramai teriakan Allohuakbar, dalam hatiku berbisik kata" maaf untuk orang" yg kusayang karena kufikir disinilah akhir hidupku
Tiba" terlintas wajah dimataku, wajah seseorang yg selalu menyemangatiku, wajah itu seolah menyuruhku bangkit dan bergerak, aku terus ber Do'a tpi tiba" kawanku berteriak kesakitan, oh Tuhan bibir kawanku mengeluarkan darah, aku menangis, dan tiba" kawanku yg satu lagi berteriak memanggil ayah ibunya, situasi menjadi panik, aku menangis kencang, tiba" wajah yg terlintas dimataku berbicara, aku menyayangimu, aku ingin wujudkan tentang kebun, sawah, ikan dan binatang peliharaan itu, aku ingin kamu pulang dengan selamat dan memelukku karena aku sayang kamu
Entahlah tiba" serasa ada angin laut masuk kedalam paru"ku memanas dan membakar semangatku
Kukemas semua peralatan dan kumasukan kedalam carrier lalu kuajak teman" ku untuk beranjak pergi dari tempat itu, tpi mereka semua menolak karena diluar badai belum berlalu lalu kukatakan pada mereka, kita tak tau kapan badai ini berlalu dan kita tak tau kapan cuaca extreem ini berakhir, ingat kawan dengan bergerak berjalan badan kita akan menjadi hangat, sambil menggigil kedinginan mereka tetap menolak untuk beranjak pergi, aku terdiam, dan selintas wajah itu seolah memaksa menyuruhku untuk tetap beranjak pergi, wajah orng yg kusayang membuatku kembali membujuk kawan"ku, ku katakan pada kawan"ku, apakah kalian masih ingin melihat senyum diwajah ayah ibu senyum diwajah saudara"mu dan senyum diwajah kekasihmu, tanpa aba" akhirnya kami sepakat keluar dari tempat itu
Dengan senter anti kabut ditangan masing" kamipun keluar dari tenda dan mulai berjalan, kami berjalan dengan saling berpegangan tangan, dalam langkah aku terus berdzikir dan ber Do'a
Terkadang diantara kami ada yg jatuh karena diterpa angin yg sangat kencang tpi kami tetap berusaha bangkit dan terus berjalan
Tiba" salah satu kawanku jatuh tersungkur, aku sudah ga tahan kakiku sakit dia bilang begitu, kubuka carrier yg dibawa kawanku, ku berikan depek yg kubawa kepada kawanku yg lain yg masih sanggup lalu kubawa carrier dipundakku
Kami lanjut berjalan didalam kabut tebal yg bercampur angin kencang, setengah berlari, lumayan bisa menghangatkan tubuh, tpi tiba" kawanku yg lainnya terjatuh, kawanku muntah, kami mulai panik, duh tulang bekas patahku terasa ngilu imbuhnya, sudahlah kita berhenti saja dan biarkan semua ini berakhir begitu dia bilang, entah mengapa mulutku yg kaku tiba" saja mampu berteriak.......
Woyy..!!! KALIAN BUKAN ANAK KEMARIN MENDAKI GUNUNG, BUKTIKAN KATA" YANG SELALU KITA TANCAPKAN DALAM HATI BERTAHAN DAN BERJUANG...!!!
Mereka terdiam menunduk, menangis sambil menggigil 
Jika kita diam kita bisa kedinginanvdan mungkin bisa terserang hipotermia
Mereka masih saja diam, lalu kukatakan.....
BAIKLAH JIKA KALIAN SEMUA TIDAK MAU BERANJAK AKU JALAN SENDIRI SAJA DAN INGAT JIKA KALIAN MATI AKAN KUKATAKAN PADA SEMUA KALAU KALIAN ITU PAYAH 
DAN AKAN KUKATAKAN PADA ORNG TUA KALIAN BAHWA KALIAN MATI BUNUH DIRI KARENA KALIAN SEMUA TIDAK MENCINTAI MEREKA...!!!
Akupun bangkit dan beranjak berjalan sendirian, dalam hatiku berbisik Ya Alloh jika Engkau masih mengijinkanku hidup, berilah aku kekuatan tuk melalui situasi ini dan aku ingin pulang bersama kawan"ku dengan selamat
Baru beberapa langkah tiba" terdengar teriakankan kawanku, Lannnn tungguuuu, aku putar badan kulihat kawan"ku bangkit, dalam hatiku tersenyum karena ternyata mereka mau bangkit
Kami lanjut berjalan, disetiap tenda yg kulalui terdengar para pendaki yg menangis dan berteriak ber Do'a, dalam hatiku berucap Do'a tanpa berusaha itu namanya percuma bro.... kami terus berjalan
Akhirnya kabut mulai menipis dan angin mulai berangsur pelan, kawanku berkata, heyy mulai aman, kita berhenti kakiku sangat sakit dan kpalaku pusing, tidak jawabku, aku gak mau disaat berhenti kita kembali kedinginan, karena tenda sudah kita tinggalkan, untungnya mereka nurut, kami lanjut berjalan
Hingga akhirnya langit terlihat cerah berbintang, sambil menangis kami ucap Alhamdulillah
Kawan" ku serentak jatuhkan tubuh ke tanah, aku melarang mereka tiduran, bangun heyy bangunnn teriakku, kenapa sih lan, situasi sudah aman, kita lelah coba kamu juga tiduran, lihat bintang" dan bulan dilangit sangat indah, ya aku tau langit malam ini sungguh indah tpi coba kalian duduk dan lihat pemandagan itu, serentak kawan"ku bangun dan duduk, mana lan kata temanku, aku menunjuk ke lokasi tempat tenda dan jalan yang sudah kami lalui, terlihat kabut tebal menggulung menerbangkan apa yg badai terjang
Astagfirulloh apa yang akan trjadi pada kita bila kita tidak keluar dari sana dan apa yg terjadi pada kawan" kita yg lainnya yg masih disana, untung lan tadi kamu ga patah semangat membujuk kita untuk kluar dari sana, dengan tersenyum aku menjawab, jujur saja sebenarnya aku juga takut tapi entah mengapa Pesan Dari Laut seolah memberiku keberanian tuk bangkit dan pergi dari tempat itu
Pesan Dari Laut...??? Apa itu lan..??
Aku teringat kata" seseorang dari laut, dia berkata jika kita diam saat nenemui kesusahan maka susahlah kita selamanya, itulah yg membuatku bersemangat kluar dari tempat itu
Apa yg akan terjadi bila kita diam didalam badai...???
Mari kita renungkan

Kami semua tiduran diatas rumput
Sambil merenung kutatap langit malam yg indah, ada bulan yg bercahaya seolah memberikan senyuman, bintang" berkerlipan
Diantara bintang" yg bertaburan AsyiraSirius tetap yg paling tampan cahayanya dimataku, mengingatkanku pada mata teduh itu yg tak sempat kutatap langsung
Trimakasih Ya Alloh atas semua ini
Serasa ada angin laut yg hangat memeluk tubuhku, dalam lelah akupun tertidur tanpa tenda didalam sleepingbagku

Tiba" kurasa membasah wajahku, kubuka mataku pelan"
Subhanalloh gurat matahari terlukis dilangit, kubangunkan kawan" untuk menikmati moment indah itu SUNRISE ya Sunrise, kami semua bahagia seolah lupa kejadian tadi malam yg hampir merengut nyawa
Kawanku memasak air dan kami nikmati pagi dengan minum susu jahe
Kami mulai berkemas siap" tuk melanjutkan perjalanan menuju puncak setelah selesai betkemas kami sarapan lalu lanjutkan perjalanan
Untuk menuju puncak kami kembali melalui lokasi yg tadi malam diterjang badai, wow diatas tenda kami yg rubuh terhampar butiran es batu, kami temui para pendaki yg sedang berkerumun mereka semua membicarakan peristiwa yg terjadi tadi malam
Tenda" pada rusak, bnyak pohon yg rubuh, ada 4carrier dan perbekalan yg entah dibawa kemana oleh sang badai, dua pendaki yg belum ditemukan dan tujuh pendaki yg belum sadar
Kami bantu mereka semampu kami, kami berikan sebagian perbekalan kami
Alhamdulillah karena regu penolong sudah datang kamipun melanjutkan perjalanan menuju puncak 
Semangat melangkah dan tak putus berdzikir

Masih banyak yg ingin kuceritakan tentang perjalanan kami ke puncak dan turun menuju pulang, tentang bayangan hitam yg loncat dari pohon dan berjalan disampingku menemani pulang
Mungkin esok atau lusa akan aku ceritakan.

11 Oktober 2014
Taman Nasional Gunung Gede Pangrango
2.750 mdpl 


Kesimpulanya......
Jangan berhenti ber Do'a dan berjuang ketika kita menemui kesusahan
Yakinlah Tuhan akan menolong hambanya yg mau ber Do'a dan berusaha
Semangat brayy.....

Dan untukmu....
Gelang Akar Bahar Chandra Wisha
Trimakasih atas Pesan Dari Laut nya
Ada salam dan juga ucapan terimakasih dari ayahku
Ayleupyupull.......
Muach :*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar